Rahim Pengganti

Bab 55 "Ketakutan"



Bab 55 "Ketakutan"

0Bab 55     

Ketakutan.     

Di sebuah kamar seorang wanita terdiam dengan tatapan yang kosong, wanita itu terus duduk di sana sembari melipat kakinya tubuhnya bergetar, apalagi ketika mengingat sesuatu yang terjadi sebelumnya. Rasanya saat ini dirinya tidak sanggup keluar dari dalam kamar. Wanita itu adalah Della, tubuhnya masih bergetar.     

"Gak ... bukan gue, bukan gue," ucapnya dengan perasaan yang begitu kalut. Dellan berteriak membanting semua barang yang ada di dalam kamarnya, bahkan tangannya yang sudah berdarah pun dibiarkan oleh nya.     

"Bukan gue bukan, gue gak melakukan hal itu, bukan gue," teriaknya lagi. Hingga suara pintu dibuka dengan paska, terdengar jelas Della mengangkat kepalanya menatap ke arah orang tersebut, dengan napas yang memburu orang itu masuk ke dalam kamar.     

"Kamu kenapa, kenapa bisa terjadi seperti ini? Ada apa," cercanya dengan begitu banyak pertanyaan sedangkan Della hanya menatap orang tersebut lalu memeluknya dengan erat, air matanya mengalir sangat deras. Della menangis dengan sangat kencang, ini adalah hal pertama untuk dirinya melihat Della dalam keadaan seperti ini.     

"Kamu kenapa Sayang. Ada apa?" tanya Aiden lagi, pria itu langsung menyusul Della ketika mendapatkan kabar yang tidak mengenakan dari wanitanya. Aiden terus memberikan usapan ketenangan kepada Della supaya wanita nya itu bisa lebih tenang lagi.     

"Ada aku di sini yang akan selalu ada untuk kamu, jadi aku mohon untuk berhenti nyakiti diri kamu sendiri," ucap Aiden.     

Della masih berada di dalam dekapan Aiden, tangisnya sedikit demi sedikit cukup reda dan tidak terdengar lagi. Aiden lalu membawa Della ke kamar sebelah supaya wanita itu bisa beristirahat dengan tenang. Pria itu tidak bisa melihat wanitanya seperti ini, hati Aiden seperti teriris sebuah pisau yang sangat tajam.     

Cinta yang tak harusnya tumbuh semakin dalam, seketika harus tumbuh dan semakin subur membuat Aiden tidak bisa melepaskan bahkan berbagai dengan siapa pun. Aiden akan segera mendatangi Bian, meminta Della untuk dilepaskan sudah terlalu lama dirinya harus mengalah dengan Bian lagi dan lagi.     

***     

Carissa sudah dipindahkan ke ruangan yang lebih nyaman. Bian meminta semua fasilitas di rumah sakit ini yang terbaik, tak lupa Bian juga meminta penanganan yang bagus untuk anaknya.     

Bian berdiam diri, sembari mengenggam tangan Carissa pria itu selalu duduk di samping tempat tidur istrinya. Tak pernah barang sedetik pun, Bian meninggalkan Caca. Pria itu hanya akan pergi ketika melihat anaknya, yang harus berjuang dengan banyak alat tubuhnya.     

Sakit itulah yang dirasakan oleh Bian, melihat wanita yang dirinya cintai serta anaknya harus berjuang dengan banyak alat ditubuh mereka. Ingin rasanya Bian memutar waktu, sehingga saat itu terjadi biarkan dirinya yang menjadi korban, bukan anak dan istri.     

"Sayang bangun. Aku dan anak kita membutuhkan kami, bukan kah kamu sudah tidak sabar melihat anak kita? Ayo bangun sayang, bangun. Jangan tidur terus seperti ini, sayang bangun," ucap Bian menahan sesak di dadanya, pria itu sungguh tidak sanggup lagi.     

Dering ponsel Bian berdering, tertera nama elang di sana, segera Bian mengangkat telpon tersebut. Pria itu meminta teman temannya untuk mencari tahu, mengenai siapa orang yang dengan tega melakukan hal ini. Bahkan Bian akan menghabisi dia yang sudah berani mengusik keluarga, hingga membuat Carissa dan anak mereka seperti ini.     

"Aku keluar sebentar ya, Sayang. Aku suruh Bunda yang akan jagain kamu. Pokoknya kamu harus sembuh, kita harus jaga anak kita sama sama," ucap Bian.     

Pria itu mengecup dahi sang istri sangat lama, tanpa Bian sadari sudut mata Carissa mengeluarkan air. Wanita itu juga bisa merasakan apa yang saat ini di rasakan oleh semua orang.     

***     

Di sinilah ketiga pria dewasa itu duduk. Bian, Elang dan juga Jodi mereka bertiga ingin membahas mengenai kasus kecelakaan yang menyebabkan Carissa masuk rumah sakit.     

"Gue udah minta mata mata gue yang selama ini ngawasin kalian. Sori Bian kalah gue lancang, cuma bukan hanya Carissa tapi Della juga gue awasi," ucap Jodi. Bian menatap tajam ke arah sahabatnya itu, pria itu tidak mengerti dengan apa yang maksud oleh Jodi, kenapa Della juga diawasi atau jangan jangan selama ini kedua istri dalam bahaya. Pikiran Bian semakin tidak tenang.     

"Ini bisa loe lihat semua ada di sini, ternyata penilaian kita selama ini benar. Di dalam rekaman ini juga terbongkarnya kebusukan seseorang yang kita kita juga gak nyangka kalau orang itu bisa melakukannya. Gue harap loe bisa berpikir dengan jernih, setelahnya gue serahkan sama loe mau bagaimana dengan kasus ini," jawab Elang. Bian menerima sebuah flashdisk berwarna merah lalu pria itu menatap ke arah kedua sahabatnya yang juga ikut menatapnya.     

"Gue mau lihat sekarang," ujar Bian.     

Elang dan Jodi saling menatap satu dengan lainnya, Elang lalu mengangukkan kepalanya pria itu memanggil seorang pelayan untuk menyewa sebuah ruangan khusus untuk mereka. Pria itu tidak mau, membuat orang orang di sekitar jadi memperhatikan mereka. Karena Elang tahu, bagaimana Bian jika sudah sangat marah.     

Ketiganya akhirnya pindah ke sebuah ruangan yang cukup, Jodi juga meminta dipasangkan proyektor untuk memutar semua rekaman.     

"Gue harap loe bisa menerimanya," ujar Jodi.     

Video itu terputar dengan sangat jelas mata Bian melotot tajam ketika dia melihat apa yang terjadi di sana. Dirinya masih di, tangan Bian mengepal dengan sangat kuat terlihat dari tangannya yang berubah menjadi merah.     

"Kapan kalian cerai?" tanyanya.     

"Loe tahu gue gak akan pernah menceraikan Bian," jawabnya.     

"Kamu anggap apa hubungan ini?" tanya pria itu dengan kesalnya. Wanita itu tersenyum lalu berjalan ke arah sang pria duduk di atas pangkuannya lalu menyatukan bibir mereka, melihat hal itu semakin membuat Bian tidak suka pria itu rasanya ingin menghancurkan semua hal yang ada di sana.     

"Kita akan selalu seperti ini," ujarnya di sela ciuman keduanya. Video itu berputar dengan sangat jelas menampilkan banyak hal yang tidak diketahui oleh Bian. Mata Bian kembali menatap tajam ketika melihat Della dengan lancangnya membuat Carissa hampir terjatuh dari tangga namun, untunglah Caca masih bisa selamat.     

"Brengsek!!" umpat Bian.     

Pria itu menyesal sudah percaya dengan Della, hatinya menolak menerima semua ini. Bian masih tidak terima, wanita yang begitu dia jaga ternyata memiliki hati busuk seperti Della. Bian menjambak rambutnya dengan sangat kuat, menyesali semua ucapannya kepada sang Mama. Dirinya menyesal sudah membela, Della mati matian di depan seluruh keluarga.     

"Siapa pria itu?" tanya Bian dengan nada dingin.     

"Loe lihat aja nanti. Loe juga bakalan kaget ketika melihat siapa pria yang ada dibalik istri tersayang loe itu," sindir Jodi sembari menekan nada 'istri tersayang.'     

Lagi dan lagi Bian dibuat kaget dengan apa yang tampil di layar besar itu. Amarah sudah sampai diubun ubun, pria tidak terima dengan apa yang dirinya lihat. Wanita yang dia kenal baik ternyata ular, matanya terlalu buta dengan apa yang sudah terjadi.     

"Banjingan!!" umpat Bian ketika tahu, siapa pria yang sudah tidur dengan istrinya. Bian tidak menyangka dirinya akan dikhianati oleh dua orang sekaligus, dua orang yang sama pentingnya.     

"Gue sudah memperingatkan loe Bian. Kalau wanita yang loe pilih itu salah, cuma selama ini loe terlalu buta dengan cinta palsu yang diberikan Della. Sekarang semua keputusan ada pada loe, loe harus memutuskan mau seperti apa. Jangan sampai loe jadi kehilangan anak dan istri loe, kalau sampai ini terlambat," ujar Jodi.     

Bian terdiam memikirkan semuanya, pria itu masih tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Bian menarik napasnya berat, terlalu banyak hal yang terjadi sehingga untuk mencernanya saja Bian tidak sanggup. Sungguh apa yang dia ketahui hari ini, membuat syok dirinya. Tidak menyangka hal seperti ini bisa terjadi, apa lagi Della dan Carissa dibesarkan di tempat yang sama kenapa keduanya sangat berbeda.     

Banyak pertanyaan yang muncul di kepala Bian, pertanyaan yang membuat pria itu harus menerima sebuah kenyataan pahit.     

Bersambung ....     

###     

Hallo selamat membaca dan terima kasih yaa, semoga terhibur. Love you guys, sehat terus buat kita semua.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.